Minggu, 10 Agustus 2014

Umat Islam Zaman Sekarang

Saya sedikit heran dengan umat islam pada saat ini. Kenapa umat islam saling mengkafirkan satu sama lainnya sementara di al quran dikatakan :
“katakanlah (hai Muhammad) : Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya). ( Al Isra’ : 84)
Janganlah kamu merasa sudah bersih Dia (Allah) lebih mengetahui siapa yang bertaqwa. ( An Najm : 32)
"Hai sekalian manusia, ... Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. an-Nisa: 1)
Menurut saya perbedaan adalah suatu hal yang wajar. Ini hanya dikarenakan cara pandang ataupun cara penafsiran yang berbeda-beda. Bahkan para imam mazhab yang besar pun saling berbeda pendapat. Seperti imam Malik dengan muridnya yaitu imam Syafi’I mereka memiliki banyak perbedaan dalam fatwa. Tapi ini tidak membuat mereka saling mengkafirkan ataupun menghujat satu sama lainnya. Malah mereka tetap saling mendoakan satu sama lainnya untuk kebaikan.
pertanyaan nya sekarang adalah kenapa umat islam sekarang begitu mudahnya mengatakan kafir atau pun sesat kepada saudara sesama muslim dan bahkan memutuskan tali silaturahmi hanya dikarenakan perbuatan yang menurut mereka itu sedikit mengganjal. Bukankah memutuskan silaturahmi adalah perbuatan yang dilaknat oleh Allah SWT.  Firman Allah SWT :
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka." (QS. Muhammad: 22-23)

Sebelum kita mengkafirkan atau pun mengatakan sesat kepada sesama muslim alangkah lebih baik dan bijaksananya agar kita mengetahui dulu dalil yang mereka gunakan apakah memang berasal dari Al quran dan Hadist. Apabila mereka memang memiliki dalil yang kuat maka kita harus bijaksana dalam bersikap. Kita harus meghargai pendapat mereka dan cara pandang mereka. Karena belum tentu pendapat kita benar dan belum tentu pendapat orang lain salah. Bukankah alangkah indahnya kita sebagai umat terakhir dapat bersatu dalam perbedaan dalam melaksanakan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini.
Wal Lahu A’lam Bis Shawab


Sabtu, 21 Juni 2014

tugas review pedagogi



Profil Guru
Pedidikan guru
              Pendidikan prajabatan guru mengacu pada kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk membekali calon guru dengan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas-tugas secara efektif dalam kelas, sekolah, dan masyarakat luas setelah mereka menjalankan tugas sesungguhnya. Proses pengelolaan guru, mulai dari pendidikan prajabatan (prajab) sampai dengan promosi secara umum dibedakan seperti berikut ini :
a.       Pendidikan yang ditempuh melalui perguruan tinggi (pendidikan prajabatan prajab) yang memiliki program pengadaan tenaga guru atau program studi di uneviersitas untuk mencapai program sarjana. Program ini disebut “program pendidikan prajabatan” atau “preservice teacher education” bagi calon guru.
b.      Pendidikan profesi yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keprofesian pada perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah dan terakresitasi. Pendidikan profesi merupakan wahana bagi guru untuk memperoleh sertifikat pendidik. Lembaga pendidikan profesi berupa layanan khusus bagi calon guru untuk mendapatkan sertifikat pendidik atau sertifikat guru sebelum memasuiki ruang kelas sebagai guru yang sesungguhnya.
c.       Induksi atau proses bimbingan dan pelatihan pada tahun pertama menjalankan tugas mengajar di sekolah (adakalanya lebih dari satu tahun) di bawah bantuan mentor atau guru senior. Kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru-guru biasanya terlibat dalam program permentoran.
d.      Pengembangan professional guru secara berkelanjutan berupa proses pelayanan pengembangan keprofesian guru usaha guru mengembangkan dirinya sendiri.
e.       Pengembangan karir guru, berupa kenaikan pangkat, penugasan, dan promosi. Penugasan guru dapat berupa sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan penyuluhan/konseling. Promosi guru dapat berupa penugasan memperoleh tugas tambahan sebagai kepala sekolah, mengemban jabatan pengawas, ketua departemen pada sekolah kejuruan, wakil kepala sekolah, atau pengembangan karir secara lateral, seperti menduduki jabatan structural.
Calon guru
       Pendidikan atau kulfikasi akademik minimum calon guru ditentukan sebagai persyaratan guru ( minimum requirement for teacher candidate) yang diperlukan pada sebuah Negara. Sebagian Negara mensyaratkan diploma untuk calon guru jenjang pendidikan tertentu, sebagian lagi mensyaratkan sarjana (undergraduate) atau master. Sebagian Negara memisahkan antara pendidikan kualifikasi dengan pendidikan khusus calon guru, sebagian lagi mengabungkan keduanya. Di beberapa Negara, seorang penyandang gelar undergraduate atau master memasuki pendidikan profesi untuk memperoleh sertifikat guru. Di Negara lainnya, guru disiapkan melalui lembaga khusus yang mengkombinasikan pendidikan untuk kulifikasi dan untuk memperoleh sertifikat guru.
      Pertanyaan tentang pengetahuan sikap, perilaku, dan keterampilan apa yang harus dimiliki oleh calon guru banyak mengundang perdebatan. Namu demikian, pada intinya calon guru harus dibekali dengan kemampuan memfasilitasi peserta didik, serta mampu berperan aktif dalam masyarakat. Karenanya, secara umum kurikulum pendidikan bagi calon guru dapat dibagi ke dalam beberapa ranah.
a.       Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan filsafat pendidikan, sejarah pendidikan, psikoloi pendidikan, dan sosiologi pendidikan.
b.      Pengetahuan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan evaluasi pendidikan, serta pengembangan ilmu
c.       Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang studi bagi calon guru bidang studi bagi calon guru bidang studi dan ke guru kelasan bagi calon guru kelas.
d.      Pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui praktik mengajar dikelas atau bentuk lain dari praktik pendidikan. Kegiatannya dapat berupa praktik mengajar, observasi, magang, dan sebagainya.
Pertanyaan selanjutnya adalah calon guru seperti apa yang diinginkan ? Windsor dan Rowland (2005) melakukan survey terhadap sekelompok administrator sekolah mengenai calon guru yang mereka inginkan. Administrator sekolah yang disurvey ternyata menghendaki calon guru yang memilikki sifat-sifat spesifik atau keterampilan yang merupakan cirri khas dari seorang guru yang efektif. Karakteristik calob guru yan gdikehendaki oleh administrator sekolah di Amerika Serikat disajikan erikut.\ :
a.       Memiliki kepribadian yang asli, yaitu tulus dan rendah hati setiap saat.
b.      Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, tertulis dan lisan.  Guru-guru yang memiliki pola berpikir yang buruk atau berkomunikasi dengan cara yang tidak jelas dengan capat akan membawa guru itu keluar dari lembaganya bertugas.
c.       Menjadi pendengar yang baik dan memahami apa yang dikomunikasikan kepadanya.
d.      Memiliki sikap yang kooperatif. Calon guru yang dikehendaki adalah individu-individu yang fleksibel dan mudah bekerja sama dengan komunitas sekolah dan masyarakat.
e.       Memiliki pandangan positif pada pengajaran, pembelajran, dan siswa
f.       Dapat dipercaya dan diandalkan. Guru harus mampu menampilkan peran guru model untuk siswa dan dia sangat unggul dalam bidang ini
Dll.

Tugas Review Pedagogi



Paedagogi, TIK, dan Fenomena Kontemporer
       
Pertanyaan Esensial
        Seorang guru yang efektif harus menghabiskan banyak waktu untuk pertanyaan-pertanyaan strategis yang berkaitan dengan masalah-masalah pedagogi. Bagaimana mengelola pembelajaran dengan baik? bagaimana menjangkau anak-anak secara individual? Bagaimana memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak? Dalam satu periode kelas, guru mestinya mampu manyapa setiap murid seridaknya sekali. Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini pun menawarkan aspek-aspek strategis sebagai contoh pedagogi. Kegagalan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan  itu seperti mengurangi kemungkinan bahwa anak-anak akan membuat kemajuan yang mengesankan. Beberapa pertanyaan dimaksud disajikan berikut.

a.       Penilaian kebutuhan : materi belajar yang dibutuhkan?
b.      Pertumbuhan professional : bagaimana cara meningkatkan mutu pengajaran di kelas?
c.       Budaya kelas : bagaiman menumbuhkan budaya kelas untuk belajar?
d.      Strategi: bagaimana guru mengajar untuk memaksimalkan hasil?
e.       Pengelolaan sumber daya kelas: bagaimana guru membuat media pembelajaran dan apa kegunaannya dalam pembelajaran?
f.       Pemecahan masalah: apa yang bisa salah dalam pengajran dan bagaimana cara mengatasinya?
g.      Orkestrasi: bagaimana guru mengatur semua aspek yang berbeda dari pedagogi?
h.      Penggunaan TIK: bagaimana aplikasi TIK dalam pembelajaran yang memenuhi criteria pedagogi?
       Untuk sebagaian besar selama dua decade kita telah keliru karena evergi kita terfokus pada pembelajaran perangkat lunak yang baru dan fungsi alat-alat baru itu secara efektif untuk memaksimalkan hasil belajar siswa. pada abad ini, banyak guru dan kepala sekolah terbangun dengan peran unggulan pedagogi. Mereka harus memainkan peran ketika merancang program dan mempersiapkan guru untuk memberikan program-program tersebu secarfa efektif. Mereka yang mendesain pembelajaran orang dewasa dengan tujuan yang tepat dan kuat untuk mendorong penggunaan teknologi baru. Hal ini, harus dimulai dengan proses desain pengajaran dan bertanya bagaimana bisa membantu siswa belajar dikelas dengan aplikasi yang bernilai strategis.

TIK dan Pedagogi
       Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki pengaruh besar pada dunia dimana orang-orang muda hidup. Demikian pula, e-learning, yaitu belajar yang diduking atau difasilitasi oleh TIK, memiliki potensi yang cukup besar untuk mendukung pendekatan pengajaran, dengan tidak melupakan esensi dari pedagogi. Setidaknya penggunaan e-learning atau pembelajaran yang diduking dengan TIK bermanfaat dalam beberapa hal.
1.      Membantu pembuatan koneksi yang memungkinkan siswa untuk masuk dan menjelajahi lingkungan belajar yang baru, mengatasi hambatan jarak dan waktu.
2.      Memfasilitasi pembelajran bersama dengan memungkinkan siswa untuk bergabung atau menciptakan komunitas pelajar yang memperpanjang kegiatan belajar secara lebih baik diluar kelas.
3.      Membantu dalam penciptaan lingkungan yang menunjang pembelajaran dengan menawarkan sumber daya yang memperhitungkan individu, budaya, atau perbedaan perkembangan.
4.      Meningkatkan kesempatan untuk belajar bagi siswa dengan menawarkan pengalaman virtual dan alat-alat yang menghemat waktu merela, sehingga memungkinkan mereka belajar lebih lanjut.
                  Sekolah sebaiknya tidak hanya mengeksplorasi bagaimana TIK dapat menambah cara mengajar tradisional, tapi juga bagaimana bisa membuka cara belajar baru dan berbeda. Namun, sekali lagi penggunaan TIK yang mengabaikan dimensi pedagogisnya merupakan praktik pendidikan yang menyimpang. Konsepsi ini mestinya diterima secar luas guru, pembuat kebijakan bidang pendidikan, dan masyarakat.

Fenomena Kontemporer
              TIK telah member warna sendiri dalam proses pembelajaran, serta melahirkan pemikiran baru dibidang pedagogi. Kehadiran TIK di sekolah menyusul alat-alat ilmiah seperti teleskop dan mikroskop yang ada sebelumnya memungkinkan kegiatan pembelajaran beraseklasrasi. Aneka informasi begitu gampang diakses dan sistem komputasi makin mudah dan cepat dilakukan.
              Kecepatan computer dalam melakukan perhitungan yang terdefinisi dengan baik memungkinkan guru-guru untuk melakukan penjelasan aneka konsekuensi dari interaksi pembelajaran dengan cara yang relative sederhana, suatu fenomena yang sebelumnya masih dianggap tidak mungkin, dalam berbagai disiplin ilmu yang berbeda, pengamatan atas kapasitas baru ini telah secara signifikan mengubah wawasan lama, dimana fenomena serinkali dipandang terlalu rumit untuk dianalisis secara serius. Dari pengamatan ini muncul kerangka untuk menjelaskan fenomena, mulai dari fenomena air mendidih hingga ke rekayasa biologi.
              Dalam sistem pembelajaran yang makin interaktif, tugas utama guru tidak untuk memahami dan melaksanakan organisasi de novo, atau diisolasi dari peserta didik di dalam kelas. Sebaliknya guru tampil dengan khusus untuk menciptakan jenis lingkungan yang kaya dalam organisasi yang produktif, serta dapat memunculkan interaksi dari semua peserta. Guru memiliki tugas tambahan untuk mendorong, memfasilitasi dan merangsang munculnya proses, membantu meyakinkan bahwa hal itu berkembang dalam arah yang menarik dan produktif bagi semua siswa.

Jumat, 06 Juni 2014

Tugas Psikologi Pendidikan pengalaman Pedagogi dan Andragogi



Pengalaman Pedagogi dan Andragogi
            Pengalaman pertama saya mengenai pedagogi sudah berkisar sekitar 12 tahun. Yaitu pada saat saya SD, SMP, SMA. Pengalamn saya ketika saya masih SD adalah pada saat pertama kali masuk guru saya menerangkan peraturan-peraturan yang harus saya ikuti di kelas beliau menerangkan dengan begitu jelas. Seperti ketika tidak mengejerkan PR maka kami akan dihukum berdiri di depan kelas. Disini guru menentukan tujuan dari proses pemebelajaran yang akan kami lakukan kedepan. Pada saat kelas 1 SD saya pernah menangis sekali di kelas dikarenakan saya belum terbiasa dengan sekolah sehingga saya minta pulang. Tapi, guru yang seharus nya membujuk anak agar tetap mau belajar di kelas malah membiarkan saya terus menangis di kelas tanpa memperdulikan saya malah dia memarahi saya dan menyuruh saya diam. Ini membuat saya merasa kecewa dengan guru tersebut karena sebelum masuk kesekolah orang tua saya mengatakan sekolah adalah tempat yang menyenangkan dan guru-guru disana baik-baik.
Tapi, kenyataan yang saya dapat kan berbeda dengan apa yang orang tua saya katakan. Sehingga pada akhirnya saya terbiasa sendiri dengan sekolah tapi tetap memandang sekolah adalah tempat kurang menyenangkan dan menganggap guru adalah yang ada sekolah tersebut galak sehingga ini membuat saya malas pergi kesekolah. Lalu, pada saya kelas 2 SD guru yang menjadi wali kelas saya adalah orang yang berbeda. Tapi di mata saya  dia jauh lebih kejam dari pada guru yang dikelas 1. Beliau sering menampar kami di wajah ketika kami tidak mengerjakan PR. Dan sering memarahi kami ketika kami berbuat salah dan tidak memberikan pengertian kepada kami. Lalu ketika saya dikelas  3 SD guru yang menjadi wali kelas saya terlalu memberi kami kebebasan di kelas. Sehingga kelas sering ribut dan tidak teratur. Di kelas 4 wali kelas saya adalah orang yang biasa saja dan tidak ada yang menonjol dari dia. Di kelas 5 dan 6 wali kelas saya adalah  orang yang sama dan menurut saya beliau adalah guru yang baik dimana ketika kami berbuat salah beliau menegur kami dan ketika kami berbuat baik beliau memberi reward/ pujian kepada kami.
            Ketika saya SMP saya mendapatkan pola belajar yang tidak jauh berbeda ketika saya SD. Yaitu pembelajaran tetap berpusat pada guru dan murid mendengarkan. Pertama saya mengira bahwa di SMP guru nya kejam sama seperti ketika di SD. Tapi ternyata guru di SMP saya sangat baik. Mereka seperti menganggap kami anak sendiri dan dia sering menghabiskan waktu untuk bersama-sama dengan kami. Mungkin inikarena saya SMP di pesantren sehingga orang-orang disana memiliki solidaritsa yang sangat tinggi. Guru disana memberi pelajaran dengan sangat baik. Begitu juga ketika saya SMA semua tidak jauh berbeda.
Pengalaman Andragogi saya yang pertama kali adalah ketika saya tamat SMA dan memasuki perkuliahan. Pada awal masuk saya sedikit merasa susah untuk menyesuaikan diri di kuliah. Apalagi dengan metode pembelajaran yang berpusat pada murid dimana kami disuruh aktif untuk mebcari bahan pelajaran dan mempresentasikannya di depan kelas. Dini saya merasa kesulitan karena saya belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Tapi dengan seiring dengan berjalannya waktu saya mulai terbiasa dengan gaya pembelajaran yang seperti ini. Sehingga yang pada awalnya saya kurang menyukai pembelajaran seperti ini malah sekarang menjadi suka.