BAB I
PENDAHULUAN
Guru selalu
menjdi tumpuan kesalahan, ketika sekolah menemukan prestasi siswa yang rendah.
Pendapat umum yang mengatakan bahwa siswa tidak dapat mendapat prestasi yang memuaskan disebabkan
guru tidak sepenuhnya salah. Hasil dari penelitian memang membuktikan bahwa
kinerja guru, gaya mengajar, pendekatan pmebelajaran, motivasi guru tersebut
memang berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa. Tapi hasil penelitian
ini sempat terbantahkan dengan hasil penelitian Coleman tahun 1960-an. Dimana
dia berkesimpulan bahwa “home and family factors” justru yang paling penting
dalam meningkatkan perstasi anak, sedangkan “sekolah” adalah factor sekunder.
Pendidikan yang pertama kali kita dapatkan adalah di
keluarga, seorang anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya dan juga
mendapat dukungan emosional. Sehingga ini dapat mendukung perkembangan anak
khususnya di bidang pendidikan. Di dalam keluarga yang memberikan perkembangan
dan pertumbuhan anak adalah terletak pada orang tua. Di dalam keluarga harga diri berkembang karena
dihargai,diterima,dicintai,dan dihormati sebagai manusia. Orang tua mengajarkan
kepada kita mulai sejak kecil untuk menghargai orang lain.
Alangkah pentingnya pendidikan itu. Guru sebagai media akan
memberikan ilmunya kepada muridnya dan juga memberikan tugas-tugas, bantuan dan
dorongan sehingga anak mempunyai rasa tanggung jawab. Guru juga haru berusaha
agar pelajaran yang diberikan dapat menarik minat anak. Sedangkan orang tua
adalah sumber dukungan emosional bagi anak-anak. Ketika mereka merasa disayangi
di rumah maka ini akan memotivasi mereka untuk lebih giat dalam belajar.
Bab
II
Hasil
Wawancara
Identitas Guru :
Nama
Guru :
AM
Tanggal
Wawancara :13
April 2014
Waktu
Wawancara :
21.00-22.00 Wib
Pengalaman
Mengajar :
5 Tahun
Pernah
Mengajar :
1. Al Khairitah Cirebon
2. Pesantern Al kausar Al akbar Medan
3. Al Haramain
Kegiatan
Sekarang
: 1. Mengisi Pengajian
2. Mengajar di Al haramain
3. Mengisi ceramah di radio
- Suara pendidikan ngawi jawa timur
-
Radio Gema Suara Solo
-Radio
Universitas NU
Lulusan :
1. S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Islam sholahud Al-
Ayyubi Jakarta.
2.
Darud Tauhid Makkah Al mukaramah di bawah
bimbingan Prof. doctor Said Muhammad Al Maliki
Alamat :
Jl. Faron ngawi jawa timur No. 37
Media
yang digunakan dalam wawancara :
HandPhone
Hasil Wawancara :
Yusuf :assalamualaikum wr wb stad…
Am : waalaikum salam wr wb..
Yusuf : Stad, saya ada tugas kuliah berhubungan
dengan guru, jadi saya mau wawancarai ustad, boleh stad?
Am : boleh, apa yang mau ditanya?
Yusuf : Menurut ustad kira-kira pendidikan itu bagaimana
stad?
Am : maksudnya gimana? Tentang cara belajarnya
atau tentang anak-anaknya?
Yusuf : dua-duanya stad….
Am : pendidikan itu penting, biar anak-anak itu terbentuk jadi orang yang sempurna. Karena manusia itu diberikan akal jadi perlu didik sehingga dia menjadi orang yang sempurna. Dalam arti sempurna itu punya ilmu dan dapat mengamalkan terus bisa berkompeten. Ilmu apapun anak-anak kita harus pandai dan mampu bersaing. Dan juga harus didukung oleh pemerintah itu.
Am : pendidikan itu penting, biar anak-anak itu terbentuk jadi orang yang sempurna. Karena manusia itu diberikan akal jadi perlu didik sehingga dia menjadi orang yang sempurna. Dalam arti sempurna itu punya ilmu dan dapat mengamalkan terus bisa berkompeten. Ilmu apapun anak-anak kita harus pandai dan mampu bersaing. Dan juga harus didukung oleh pemerintah itu.
Yusuf : Motivasi yang mendasari ust dalam mengajar
itu kira-kira apa stad?
Am : ada hadist yang mengatakan
“sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat untuk orang lain” otomatis
sebagai guru harus bermanfaat pada orang lain. Kita sudah pandai lalu bagaimana
agar anak-anak kita menadi pandai. Karena membuat orang pandai dan mensejahterakan
orang, itu nanti akan berpengaruh juga dengan kita. Apabila kita
mensejahterakan orang lain maka kita pun akan sejahtera. Itu motivasinya secara
akal, Sedangkan secara syariat, manusia harus berjuang menyampaikan ilmu. Orang
yang menyembunyikan ilmu itu dilaknat oleh Allah SWT.
Yusuf : Terus stad, sudut pandang ustad dalam
melihat peserta didik kira-kira seperti apa stad?
Am : murid-murid zaman sekarang tidak dapat
menyerap ilmu yang diajarkan oleh gurunya, karena tidak didukung baik dirumah
dan di sekolah, dirumah orang tuanya tidak sadar dengan yang mereka berikan.
Memanjakan anak dengan memberikan laptop. Android, sehingga anak-anak tidak
dapat menyerap ilmu. Dan juga pengajar sekarang itu tidak ikhlas dalam
mengajar. Kalu tidak iklhas otomatis ilmu itu akan ngambang, karena guru itu bagaikan
cahaya, bagaimana cahaya itu agar dapat masuk kedalam hati muridnya. Gimana
cahayanya mau masuk sedangkan gurunya juga belum siap. Karen zaman sekarang
guru hanya masuk kelas, pulang. tidak tau murid itu paham atau tidak. Seorang guru
itu tidak hanya menjadi seorang pengajar, tapi juga harus menjadi seorang
pendidik. Kalau pengajar itu gampang
menjadi pendidik itu yang sulit.
Yusuf : bedanya pengajar dan pendidik itu apa stad?
Am : kalau pengajar dia hanya datang lalu
pergi tidak memperhatikan perkembangan murid, sementara pendidik dia mengajar
dan juga memperhatikan perkembangan muridnya.
Yusuf : Kalau saya boleh tau filosofi ustad dalam mengajar
apa stad?
Am : Jadi, ilmu itu apabila diajarkan akan
bertambah, orang itu kalau tidak mengajar akan merasa bodoh terus dan merasa
tidak bisa. Artinya orang itu akan merasa
berhasil kalau sudah mengajar. Kalau orang hanya belajar saja, tidak
mengajarkan ilmunya, maka ilmunya tidak akan masuk-masuk. Karena ilmu iu didalam
dada. Buku boleh saja satu lemari penuh tapi ilmunya belum tentu satu lemari
penuh.
Yusuf : Pendekatan yang ustad gunakan dalam mengajar seperti apa
stad?
Am : Kalau kita mengajar anak-anak kita harus
menjiwai kita seperti anak-anak. Bercanda,
memberi hadiah, menyanyi. kalau mengajar orang tua kita harus seperti
orang tua. Jadi, guru itu harus fleksibel. Makanya, ada seorang wanita dia
tidak pernah dewasa. Didepan suaminya pun dia tidak berubah. Selalu seperti
anak-anak. Ternyata dia sudah puluhan tahun mengajar di TK sehingga sifatnya
terbawa-bawa. Jadi, ketika kita mengajar
kita juga harus melebur dengan peseta didik.
Yusuf : Baik stad, sekian dari wawancra kita stad,
terima kasih atas wktunya stad….
Am : Iya sama-sama…
Yusuf : Assalamualaikum wr wb..
Am : Iya sama-sama…
Yusuf : Assalamualaikum wr wb..
Am : Waalaikum salam wr wb..
Bab
III
Pembahasan
1. Berdasarkan
dari hasil wawancara diatas, Ust, Am menekankan bahwa seorang guru tidak hanya
mengajarkan murid. Tapi seorang guru juga harus memperhatikan perkembangan
murid tersebut. Ini sesuai dengan ciri-ciri guru yang jenius seperti yang
terdapat pada buku.
2. Terdapat
perbedaan antara pendidikan dan pengajaran dimana pendidikan harus
memperhatikan perkembangan murid. Ini sesuai dengan pedagogi itu sendiri dimana
pedagogi pembelajaran berpusat pada guru.
3. Adanya
guru yang tidak ikhlas dalam mengajar mereka hanya datang lalu pulang tanpa
memerhatikan apakah murid mengerti dengan pelajaran atau tidak. Ini sesuai
dengan hasil survey Harris Interactive(2006) dimana kesimpulannya adalah masih
adanya guru yang prodesional dalam mengajar.
4. Dari
segi motivasi, beliau mengatakan bahwa beliau ingin menjadikan anak-anak
menjadi pandai. Karena dengan membuat orang lain menjadi pandai maka kita akan
iku menjadi pandai. Ini juga sesuai dengan karakteristik guru yang baik yang
ada di buku.
5. Dalam
mengajar beliau menggunakan pendekatan pedagogi tradisional. Ini dapat dilihat ketika
dia mengajar dia berusaha untuk melebur dengan murid dan berusaha memahami
mereka. Dan mengatakan bahwa guru harus fleksibel, ini sama dengan mengajar
adalah seni.
6. Ketika
mengajar beliau memberikan ilmu kepada peserta didiknya dengan cara fleksibel
ini sesuai dengan mengajar adalah seni.
7. Tujuan
beliau mengajar sesuai dengan tujuan pedagogi,yang bukan hanya mengajar tapi
juga memperhatikan perkembangan siswa.
8. Dalam
upaya mengajar ini terkait dengan apakah mengajar itu ilmu atau seni. Tapi
merupakan gabungan dari keduanya.
9. Cara
mengajar yang memberi motivasi kepada siswa dengan cara melebur kepada mereka
dan mengetaui apa yang mereka inginkan. sesuai dengan buku Prof. Dr Suryawan
Danim, dikatakan kegiatan mengajar yang memberi inspirasi adalah dimana siswa
akan termotivasi belajar agar mereka dapat mandiri.
Bab
IV
Kesimpulan
Seorang
guru dalam mengajar harus lah professional dalam melihat peserta didik, dan
juga harus memperhatikan perkembangannya. Jangan hanya mengajar lalu pulang
tanpa memperhatikan apakah peserta didik paham dengan materi yang diajarkan.
Seorang guru juga harus mampu memotivasi siswanya dengan cara mengetahui apa
yang mereka inginkan. Inilah yang disebut sebagai “mengaja adalah gabungan dari
ilmu dan seni”.
Bab V
Saran
Semoga nantinya kita
semua, ketika mengajar dan berhadapan dengan peserta didik yang berbeda
wataknya agar dapat bersabar dalam menghadapi mereka. Dan dapat mencari tahu
apa yang mereka inginkan sehingga kita dapat menarik minat mereka terhadap
materi yang kita ajarkan. Dan juga untuk guru yang tidak memperhatikan muridnya
agar mau untuk memperhatikan perkembangan muridnya jangan hanya memakan gaji
buta saja. Sehingga generasi penerus bangsa kita nantinya dapat bersaing dengan
bangsa-bangsa lain. Dan dapat membanggakan bangsa. Khususnya anda sendiri
sebgai guru mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar